STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta

Sejarah

KH. M. Hasyim Adnan

Sejarah

STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta

Suatu saat, Menteri Agama di masa Orde Baru, KH. M. Dachlan (alm) pernah menyampaikan bahwa dakwah adalah “a duty has no end” tugas tanpa akhir. Oleh karena itu, Yayasan Dakwah Syiarul Islam (YADAI) yang dipimpin oleh KH. M. Hasyim Adnan, BA (alm) merasa terpanggil untuk tidak lagi hanya mengurusi masjid dan mushala saja. Melainkan secara visioner mengambil langkah-langkah konkret untuk mempersiapkan para dai yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Oleh karena itu, bertepatan dengan menyambut tahun baru Hijriyah 1398, pada tanggal 12 Desember 1978 diresmikanlah Akademi Ilmu Dakwah (AKIDAH) sebagai pelopor institusi pendidikan tinggi yang concern dalam kajian-kajian dakwah. Akademi ini lalu kemudian berkembang menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Dakwah (PTID) yang kemudian bertransformasi kembali menjadi Institut Agama Islam Al-Aqidah (IAIA) untuk mengakomodir beberapa fakultas lain selain fakultas dakwah.

Telah banyak tokoh Nasional yang terlibat langsung dalam mengembangkan sekolah tinggi ilmu dakwah ini. Diantara para tokoh tersebut adalah Drs. H. Ibrahim AR, Prof. Dr. KH. Saifuddin Zuhri, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Prof. Dr. KH. Irfan Zidni, MA.

Seiring waktu, Institut Agama Islam Al-Aqidah berevolusi kembali menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta berdasarkan SK Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agam Republik Indonesia Nomor DJ.I/93/2009 dan disahkan pada tanggal 13 Februari 2009. STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta kini memiliki 6 (enam) program studi.