STAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta

al-Masyru’ al-‘Ilmi al-Mad’um min Jami’ah Unissa: Kitab Nahwa Ta’shil Manahij al-Bahts fi al-Fiqhi wa ‘Ushulihi

Buku karya Ammar Abdullah Alwan dan Ahmad Farhan Choirullah ini mengeksplorasi metodologi penelitian ilmiah dalam konteks ilmu-ilmu Islam. Menghadirkan panduan yang terstruktur dan mendalam, buku ini bertujuan untuk menyempurnakan pendekatan penelitian dalam studi-studi Islam, khususnya dalam fiqh dan ushul fiqh, serta ilmu syariah lainnya. Choirullah menggarisbawahi pentingnya integrasi metode penelitian ilmiah modern dengan nilai-nilai tradisi Islam, menciptakan metode penelitian yang berakar kuat pada identitas Islam sekaligus relevan dalam penelitian masa kini.

Pembahasan dalam buku mencakup perbandingan metodologi penelitian Islam dengan metodologi Barat, tantangan penelitian kontemporer di bidang ilmu Islam, serta kebutuhan untuk menggunakan statistik dalam kajian syariah. Buku ini juga mengkaji cara-cara menanggapi perubahan metodologi penelitian secara inovatif, menjadikannya referensi penting bagi akademisi, peneliti, dan mahasiswa yang terlibat dalam pengembangan ilmu-ilmu keislaman.

TIME’S SILENT Reflection

Pernahkah Anda merasa terjebak di antara masa lalu yang tak bisa diubah dan masa kini yang penuh tantangan? Bagaimana jika ada sebuah tempat di mana waktu berhenti, memungkinkan Anda untuk menyelami kembali setiap kenangan yang pernah terlupakan? Inilah kisah Time’s Silent Reflection, sebuah perjalanan emosional yang mengajak Anda merenungkan makna waktu, penyesalan, dan penerimaan diri.

Di tengah hiruk-pikuk kota Jakarta yang tak pernah tidur, Laila, seorang ibu rumah tangga dan mahasiswi pascasarjana, merasa terjebak dalam rutinitas yang melelahkan. Apakah pencapaian akademis dan tanggung jawab keluarga cukup untuk mengisi kehampaan di hatinya? Di saat ia tengah berjuang menyelesaikan tugas akhir, sebuah dorongan misterius membawanya ke sebuah sudut kota yang tersembunyi—sebuah kafe tua dengan nama Kafe Waktu.

Apakah tempat ini hanya sekadar kafe biasa, ataukah menyimpan rahasia yang lebih dalam? Saat Laila melangkah masuk, waktu seolah terdistorsi. Di dalam kafe, setiap detik terasa berbeda, dan para pengunjungnya membawa beban kenangan yang tak pernah terselesaikan. Bagaimana mungkin sebuah kafe bisa menjadi saksi bisu dari perjalanan emosional setiap individu yang datang?

Pertemuan Laila dengan seorang pria tua di kafe itu membuka pintu menuju perjalanan yang tak terduga. Apakah Laila berani menghadapi masa lalunya yang penuh penyesalan? Ketika ia diberikan kesempatan untuk kembali ke momen-momen yang telah lama dihindarinya, apakah ia akan menemukan kedamaian atau malah semakin tenggelam dalam rasa kehilangan?

Dengan narasi yang penuh emosi dan karakter yang mendalam, Time’s Silent Reflection menggambarkan betapa kompleksnya hubungan manusia dengan waktu dan kenangan. Setiap langkah Laila dalam menghadapi masa lalunya membawa pembaca pada refleksi diri: Apakah kita pernah benar-benar berdamai dengan masa lalu? Bagaimana cara kita menerima kenyataan bahwa beberapa hal tidak bisa diubah, namun bisa kita pahami dan terima?

Buku ini bukan hanya sekadar cerita fiksi, melainkan juga sebuah cermin yang memantulkan perjalanan batin setiap pembaca. Melalui kisah Laila, kita diajak untuk menyadari bahwa meski waktu terus berjalan dan kenangan tetap abadi, kekuatan sejati terletak pada kemampuan kita untuk menerima dan melanjutkan hidup dengan hati yang lebih lapang.

“Time’s Silent Reflection adalah sebuah karya yang menggugah perasaan, mengajak kita untuk merenungkan kembali arti sejati dari waktu dan bagaimana kita bisa tumbuh dan berkembang meski di tengah luka dan kehilangan. Apakah Anda siap untuk mengikuti perjalanan Laila dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang hidup dan cinta?

DIRASAH ISLAMIYAH: AKHLAK TASAWUF     

Dalam dunia spiritualitas Islam, tasawuf merupakan salah satu cabang yang berfokus pada pengembangan akhlak dan hubungan yang mendalam antara manusia dengan tuhan. Tasawuf menekankan pentingnya peningkatan spiritualitas dan kesempurnaan moral dalam kehidupan sehari-hari. Konsep dasar akhlak tasawuf merupakan pijakan utama dalam menjalani perjalanan spiritual bagi para praktisi tasawuf.

FGD Pemuda Lintas Agama Sebagai Platform Dialog Tokoh Lintas Agama

STAI Al Aqidah melaksanakan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diberi nama Focus Group Discussion Pemuda Lintas Agama. Diselenggarakan di Plaza Maria Komplek Katedral Jakarta pada pada 08 November 2023, kegiatan ini melibatkan para tokoh dan pemuda lintas agama.

Tujuan utama dalam kegiatan ini adalah untuk menciptakan platform yang memfasilitasi dialog antara tokoh lintas agama termasuk pemuda dari berbagai latar belakang dengan masyarakat umum, di lingkungan yang simbolis dan inklusif bagi semua kepercayaan.


Nanda Khairiyah sebagai ketua panitia pelaksana menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, dimulai dengan identifikasi tokoh agama yang representatif dari berbagai keyakinan dan komunitas di wilayah DKI Jakarta.

Berdasarkan pertimbangan tim penyusun PKM terfokus lah bahwa pemuda dan tokoh lintas agama yang diundang terdiri dari :

  1. MUI sebanyak 3 orang
  2. Ikatan Pelajar Putri NU sebanyak 2 orang
  3. Ikatan Pelajar NU sebanyak 1 orang
  4. GP Ansor sebanyak 1 orang
  5. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebanyak 1 orang
  6. Fatayat NU DKI Jakarta sebanyak 1 orang
  7. Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan Gereja Katedral Jakarta sebanyak 3 orang
  8. WKI sebanyak 1 orang
  9. Rasul awam sebanyak 1 orang
  10. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia sebanyak 4 orang
  11. Himpunan Mahasiswa Papua sebanyak 3 orang
  12. Pelajar Konghuchu Indonesia sebanyak 3 orang
  13. Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia sebanyak 3 orang
  14. Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia sebanyak 4 orang
  15. Forum Kerukunan Umat Beragama sebanyak 9 orang
    Hasil pengabdian masyarakat dalam bentuk Focus Group Discussion ini melahirkan beberapa temuan diantaranya : 1) Bahwa melalui dialog akan tampak adanya kontribusi positif yang signifikan terhadap resiliensi KUB di Jakarta. 2) Bahwa dilaksanakannya pengabdian ini mendorong terbentuknya saling pengertian dan toleransi diantara para peserta FGD tersebut. 3) Dengan hadirnya forum dialog lintas agama ini masyarakat mulai memiliki kepercayaan kembali Terhadap institusi keagamaan sebagai rujukan persoalan agama di masyarakat.